Kue Natal Berkalori Tinggi Picu Hasrat Makan Berlebihan

MANADO.NEWS – Apakah kue Natal berkalori tinggi selalu identik dengan yang lezat, menjadi salah satu hidangan paling dinanti selama musim liburan. Ketika Natal tiba, banyak dari kita disambut dengan aroma hangat kue yang baru dipanggang, keluar dari oven.
Namun, apakah kue Natal ini membantu memenuhi kebutuhan gula kita, atau justru memperburuk pembatasan konsumsi gula? Sebuah penelitian terbaru memberikan jawaban yang mengejutkan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Acta Psychologica mengungkapkan bahwa kue Natal yang berwarna-warni dan meriah terlihat lebih menggoda dibandingkan dengan kue bebas gula, yang justru bisa mempercepat konsumsi gula berlebih.
Dikutip dari Hindustan Times pada Kamis, 26 Desember 2024, penelitian ini menyelidiki bagaimana kue berkalori tinggi dapat memengaruhi keinginan untuk makan lebih banyak selama musim Natal.
Natal: Waktu untuk Menikmati Kue Manis, Tapi Berisiko Meningkatkan Berat Badan
Natal memang menjadi waktu yang penuh dengan godaan makanan manis. Banyak dari kita menikmati kue manis yang tersedia selama musim liburan, dan hal ini sering kali berujung pada penambahan berat badan musiman.
Makanan tinggi gula ini memang menjadi sajian utama pada musim perayaan, yang juga meningkatkan kecenderungan orang untuk mengikuti hasrat makan mereka, meskipun mereka mungkin sudah sadar akan kesehatan mereka.
Pada umumnya, makanan manis memiliki label nutrisi yang diadopsi di seluruh dunia, untuk membantu konsumen membuat pilihan yang lebih cerdas terkait konsumsi gizi mereka.
Namun, efektivitas label nutrisi ini, terutama selama musim liburan, masih menjadi tanda tanya. Beberapa penelitian sebelumnya bahkan menunjukkan bahwa label nutrisi bisa memperburuk hasrat makan pada sebagian orang.
Temuan Penelitian Mengenai Kue Natal dan Keinginan Makan
Penelitian ini melibatkan 58 peserta berusia antara 17 hingga 49 tahun, kebanyakan dari mereka memiliki indeks massa tubuh yang normal dan merayakan Natal.
Para peserta diminta untuk mengenakan kacamata pelacak mata (eye-tracking glasses) sambil melihat sebuah meja prasmanan yang terdiri dari empat jenis kue (dengan dan tanpa gula, serta yang ada kaitannya dengan Natal atau tidak), dan dua benda non-makanan (hadiah yang dibungkus dengan label Natal atau ulang tahun).
Hasil dari pelacakan mata menunjukkan bahwa item yang terkait dengan Natal lebih menarik perhatian peserta dibandingkan dengan item non-Natal. Para peserta juga menyatakan bahwa mereka lebih tertarik pada kue manis dibandingkan dengan kue yang bebas gula.
Kue Manis vs Kue Bebas Gula: Apa yang Lebih Diinginkan?
Dalam eksperimen lainnya, ketika peserta diberi pilihan antara kue jahe berkalori tinggi dan jeruk clementine rendah kalori, mayoritas peserta memilih kue jahe berkalori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kue manis lebih diinginkan, meskipun mereka memiliki kesadaran terhadap kesehatan mereka.
Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun kita tahu tentang dampak konsumsi gula terhadap kesehatan, godaan makanan manis selama musim Natal tetap sangat kuat.
Ini juga mengingatkan kita bahwa ketika berbicara tentang pengendalian konsumsi gula, pendekatan holistik lebih diperlukan, daripada hanya fokus pada kandungan gula dari makanan Natal.
Mengapa Natal Bisa Meningkatkan Konsumsi Gula?
Penelitian ini menunjukkan bahwa selama musim Natal, perhatian yang hanya tertuju pada nilai gizi makanan bisa menghasilkan hasil yang justru bertentangan dengan tujuan pengendalian konsumsi gula.
Ketika kita terlalu menekankan pada kandungan gula dalam kue Natal berkalori tinggi, kita bisa saja justru semakin tergoda untuk menikmatinya. Sebagai gantinya, perlu ada pendekatan yang lebih komprehensif dalam mencegah peningkatan berat badan yang berhubungan dengan liburan.
Menurut para peneliti, pendekatan untuk mencegah kenaikan berat badan selama liburan harus melibatkan berbagai aspek, dan tidak hanya berfokus pada satu elemen saja, seperti kandungan gula dalam makanan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami pola makan sehat yang lebih seimbang, tanpa mengorbankan kesenangan kita menikmati perayaan Natal.
Menikmati Kue Natal Tanpa Membebani Kesehatan
Meskipun kita tidak bisa menahan diri untuk menikmati kue manis Natal, penting bagi kita untuk memahami bagaimana cara mengelola pola makan selama musim liburan.
Pengaturan porsi makan yang bijak, serta keseimbangan antara konsumsi kue manis dan makanan sehat lainnya, sangat membantu untuk menghindari peningkatan gula darah yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan kita.
Selain itu, tetap aktif bergerak dan berolahraga juga penting untuk menjaga keseimbangan energi, terutama setelah menikmati banyak sajian manis di sekitar meja perayaan. ***