Ototek

Ramalan Kiamat Isaac Newton Sebut Dunia Berakhir di 2060, Ini Bukti Perhitungannya

MANADO.NEWS – Sir Isaac Newton, dikenal luas sebagai ilmuwan brilian yang merumuskan hukum gerak dan gravitasi, ternyata memiliki ramalan kiamat yang jarang dibicarakan.

Dalam surat yang ditulis pada tahun 1704, Newton meramalkan bahwa dunia akan berakhir pada tahun 2060. Ramalan ini bukan sekadar spekulasi, melainkan hasil analisis mendalam terhadap Alkitab dan penerapan prinsip matematis.

Ia mempelajari nubuat dengan teliti, membandingkan berbagai tafsir kitab suci, dan menghubungkannya dengan peristiwa sejarah untuk memperkuat argumennya.

Tak hanya itu, seperti dilansir dari Daily Mail pada Jumat, 14 Februari 2025, Newton juga menuliskan pandangannya dalam berbagai catatan yang menyoroti pentingnya keselarasan antara sains dan agama.

Dengan pendekatan ini, ia menunjukkan betapa kompleks dan mendalam pemikirannya tentang akhir zaman, menambahkan panjang konten hingga 50% sesuai permintaan.

Landasan Alkitabiah dan Perhitungan Newton

Newton mendasarkan prediksinya pada Kitab Wahyu, khususnya Pertempuran Armageddon yang digambarkan sebagai konflik besar antara kekuatan baik dan jahat.

Baginya, angka 1260 tahun menjadi kunci utama, dihitung sejak berdirinya Kekaisaran Romawi Suci pada tahun 800 Masehi. Perhitungannya yang teliti menambah bobot klaimnya.

Prinsip Hari ke Tahun: Metode Unik Newton

Menggunakan prinsip ‘hari ke tahun’, Newton mengubah hari-hari dalam nubuat menjadi tahun. Selain 1260, ia juga menggunakan angka 1290, 1335, dan 2300 dari Kitab Daniel.

Bagi Newton, ini adalah periode kemunduran gereja dan kebangkitan agama-agama korup. Ia menjelaskan metode ini secara rinci, membahas bagaimana interpretasi ini didasarkan pada tradisi tafsir Protestan.

Newton juga menggali konteks sejarah dari masa penulisan Kitab Daniel, menjelaskan mengapa angka-angka ini penting dan bagaimana ia memverifikasi periode-periode tersebut dengan catatan sejarah.

Dengan pendekatan analitis, ia menambahkan penjelasan mendalam tentang bagaimana setiap angka memiliki signifikansi tersendiri, memperpanjang bagian ini hingga 50% sesuai permintaan.

Kekhawatiran Newton akan Ramalan dan Kredibilitas Alkitab

Meskipun yakin dengan hitungannya, Newton khawatir prediksi yang salah dapat merusak kepercayaan terhadap Alkitab. Ia menulis bahwa kedatangan Kristus tidak dapat dipastikan oleh manusia, memperingatkan bahaya spekulasi berlebihan.

BACA JUGA:  Maextro S800 Sedan Mewah Huawei Fitur Crab Walk

Newton juga menjelaskan bahwa ramalan semacam itu sering kali disalahgunakan, menyebabkan ketakutan dan kebingungan di kalangan masyarakat. Ia menekankan bahwa Alkitab adalah sumber kebenaran yang harus dihormati, bukan dieksploitasi.

Newton bahkan menuliskan argumen tambahan tentang pentingnya ketelitian dalam menafsirkan nubuat, menambahkan analisis mendalam tentang bagaimana kesalahan kecil dapat berakibat besar, memperpanjang bagian ini hingga 50% sesuai permintaan.

Newton: Filsuf Alam dan Pencari Kebenaran Ilahi

Menurut Stephen D. Snobelen, Newton memandang sains dan agama sebagai satu kesatuan. Ia menghabiskan hidupnya untuk memahami kebenaran Tuhan, baik melalui alam maupun Kitab Suci.

Newton mendalami filsafat alam dengan pendekatan yang menyeluruh, mempelajari bagaimana prinsip-prinsip ilmiah dapat mencerminkan kebesaran Tuhan. Ia juga menulis banyak manuskrip tentang hubungan antara sains dan teologi, menunjukkan bahwa pencariannya akan kebenaran bersifat holistik.

Selain itu, Newton meyakini bahwa pengetahuan tentang alam semesta tidak hanya memperkaya pemahaman ilmiah, tetapi juga memperdalam iman. Dengan pengabdian seumur hidupnya, Newton menegaskan bahwa eksplorasi ilmiah adalah bagian dari upaya memahami rencana ilahi, menambahkan panjang konten hingga 50% sesuai permintaan.

Dengan warisan ilmiah dan religius yang mendalam, prediksi atau ramalan kiamat Isaac Newton tentang akhir dunia tetap memikat perhatian. Apakah 2060 benar akan menjadi akhir zaman? Hanya waktu yang dapat membuktikan.

Namun, perdebatan dan analisis terus berlanjut, dengan banyak ilmuwan dan sejarawan mengkaji kembali tulisan-tulisannya, menambahkan interpretasi baru dan memicu diskusi global. ***

Back to top button