Samsung dan Google Luncurkan Audio Baru Saingi Dolby Atmos

oleh
Samsung dan Google
amsung dan Google Luncurkan Teknologi Audio Baru Saingi Dolby Atmos.

MANADO.NEWS – Samsung dan Google telah menjalin kerja sama untuk menghadirkan sebuah inovasi besar di dunia audio. Dua raksasa teknologi ini memperkenalkan Eclipsa Audio, sebuah format audio spasial open-source yang dirancang untuk menghadirkan pengalaman suara 3D imersif.

Menyadur dari Tech Spot pada Minggu, 5 Januari 2025, teknologi ini akan diluncurkan ke YouTube serta produk-produk terbaru Samsung, seperti TV dan soundbar, pada akhir tahun ini.

Menantang Dominasi Dolby Atmos

Selama bertahun-tahun, Dolby Atmos menjadi standar emas dalam teknologi audio 3D. Kemampuannya menciptakan suara surround yang terasa datang dari segala arah telah menjadikannya pilihan utama produsen TV dan speaker premium. Namun, lisensi Dolby Atmos datang dengan biaya tambahan, yang sering disebut “Dolby tax,” dan ini menjadi beban bagi produsen perangkat keras.

Melalui Eclipsa Audio, Samsung dan Google mencoba mengguncang status quo. Format ini menawarkan pengalaman audio 3D yang serupa dengan Atmos, tetapi dengan keuntungan utama: bebas royalti. Tanpa biaya lisensi, produsen perangkat keras dapat menekan biaya produksi, yang berpotensi membuat perangkat dengan teknologi audio canggih menjadi lebih terjangkau bagi konsumen.

Bagaimana Eclipsa Audio Bekerja?

Eclipsa Audio dirancang untuk mengolah data audio seperti lokasi, intensitas, dan refleksi spasial untuk menciptakan pengalaman suara 3D. Meski mirip dengan cara kerja Dolby Atmos, format ini hadir dengan pendekatan open-source. Ini berarti pengembang dan produsen perangkat keras dapat mengintegrasikan teknologi ini tanpa membayar lisensi.

Selain itu, Samsung dan Google bekerja sama dengan Telecommunications Technology Association untuk menghadirkan program sertifikasi. Langkah ini bertujuan memastikan kualitas suara yang konsisten pada semua perangkat yang menggunakan teknologi Eclipsa Audio.

Kolaborasi Awal: Immersive Audio Model and Formats (IAMF)

Proyek Eclipsa Audio bukanlah hal baru. Pada tahun 2023, Samsung dan Google pertama kali memperkenalkan kerja sama ini di bawah nama Immersive Audio Model and Formats (IAMF). Saat itu, Samsung menjelaskan bahwa inisiatif ini bertujuan menyediakan kerangka kerja open-source untuk semua tahap pengolahan audio 3D, mulai dari pembuatan, pengiriman, hingga pemutaran.

BACA JUGA:  Changan Nevo C798 Siap Menggebrak Pasar Awal 2025

Motivasi di Balik Eclipsa Audio

Bagi Samsung, tujuan utama menghadirkan Eclipsa Audio adalah mengurangi biaya lisensi. Dalam industri TV yang menghadapi tekanan margin keuntungan yang semakin kecil, memotong biaya menjadi hal krusial.

Sementara itu, Google memiliki motivasi berbeda. Perusahaan ini tampaknya ingin memberikan platform bagi kreator YouTube untuk mengeksplorasi pengalaman audio 3D yang inovatif.

“Kami percaya bahwa Eclipsa Audio memiliki potensi untuk mengubah cara kita menikmati suara,” ujar Jim Bankoski, Wakil Presiden Teknik Google Chrome.

Bisakah Eclipsa Audio Menyaingi Dolby Atmos?

Tantangan terbesar bagi Eclipsa Audio adalah menghadapi reputasi dan pengalaman panjang Dolby Atmos di industri. Dolby telah menghabiskan bertahun-tahun menyempurnakan teknologinya, yang kini menjadi standar industri.

Namun, Eclipsa Audio memiliki keunggulan unik: format bebas royalti yang terbuka untuk semua pengembang. Jika berhasil menarik perhatian produsen perangkat keras dan kreator konten, Eclipsa Audio bisa menjadi ancaman nyata bagi dominasi Dolby Atmos.

Debut Perdana di CES 2025

Samsung berencana memamerkan teknologi Eclipsa Audio untuk pertama kalinya di CES 2025 minggu depan. Acara ini akan menjadi momen penting untuk melihat bagaimana performa Eclipsa Audio dibandingkan dengan Dolby Atmos dalam demonstrasi langsung. ***