ManadoTravel

Fakta Menarik Manado, Dibalik Julukan Kota Sejuta Gereja

MANADO.NEWS – Sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Utara, Kota Manado ternyata memiliki fakta menarik yang patut ditelisik. Kota ini bukan hanya pusat pemerintahan dan ekonomi, tetapi juga gerbang utama menuju destinasi wisata kelas dunia seperti Pulau Bunaken.

Dengan luas wilayah sekitar 161.000 km² dan populasi yang terus bertambah, Manado menjadi kota terbesar kedua di Sulawesi setelah Makassar.

Namun, keistimewaan Manado tidak hanya terletak pada ukurannya. Kota ini memiliki banyak fakta menarik yang membuatnya berbeda dari kota-kota lain di Indonesia. Mari kita telusuri berbagai fakta menarik yang menjadikan Kota Manado begitu unik dan istimewa.

Sejarah Nama Manado yang Penuh Makna

Manado sudah dikenal sejak abad ke-16 dengan nama yang berasal dari bahasa daerah Minahasa, yaitu Mana rou atau Mana dou yang berarti di jauh. Nama ini mencerminkan posisi geografis Manado yang terletak di pinggir pantai.

Sejarah mencatat bahwa wilayah ini dulunya disebut Pogidon atau Wenang sebelum akhirnya berganti nama menjadi Manado pada tahun 1623.

BACA JUGA: Nama Manado Ternyata Punya Sejarah Panjang, Begini Asal-Usulnya

Perubahan nama ini bertepatan dengan kedatangan bangsa Eropa yang tertarik dengan hasil bumi dan kekayaan alam Manado. Sejak itu, Manado terus berkembang sebagai pusat perdagangan dan budaya yang penting.

Hari Jadi Kota Manado: Perpaduan Sejarah dan Kebanggaan Lokal

Hari jadi Kota Manado ditetapkan pada 14 Juli 1623, berdasarkan tiga peristiwa penting dalam sejarahnya:

  • Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946, simbol perjuangan melawan penjajahan Belanda.
  • Penetapan Gewest Manado sebagai Staatgemeente pada Juli 1919.
  • Penggunaan resmi nama Manado pada tahun 1623.

Sejak 1989, tanggal ini dirayakan sebagai hari ulang tahun Kota Manado, di mana masyarakat lokal dan pemerintah bersama-sama mengenang sejarah dan budaya yang kaya dari kota ini.

BACA JUGA:  Asal Usul Tuminting, Kawasan Bersejarah di Manado Yang Tak Lekang oleh Waktu

Reklamasi Pantai: Membangun Jalan Menuju Kemajuan

Reklamasi pantai di Manado dimulai pada tahun 1980 sebagai upaya membangun infrastruktur modern. Salah satu hasilnya adalah pembangunan jalan Boulevard, yang kini menjadi pusat aktivitas bisnis dan sosial.

Setelah memakan waktu 13 tahun, kawasan reklamasi ini dibuka untuk umum pada 1995 dan terus berkembang sebagai salah satu pusat ekonomi penting di Manado.

Muara Sungai-Sungai Besar yang Menghidupkan Kota

Manado berada di muara tujuh sungai besar di Sulawesi Utara, yaitu:

  • Sungai Tondano
  • Sungai Sario
  • Sungai Bailang
  • Sungai Kolongan
  • Sungai Malalayang
  • Sungai Maasing
  • Sungai Kima

Keberadaan sungai-sungai ini membawa dampak positif maupun negatif. Di sisi ekonomi, lokasi di muara sungai mendukung aktivitas pelabuhan dan perikanan yang sangat produktif. Namun, di sisi lain, posisi ini membuat Manado rentan terhadap banjir yang sering melanda beberapa wilayahnya.

Kuliner Khas Manado: Surga Rasa Pedas dan Beraroma Ikan

Kuliner Manado menjadi daya tarik tersendiri, terutama dengan cita rasa pedas yang khas. Berbagai olahan ikan seperti ikan kuah asang dan ikan kuah woku menjadi menu favorit di restoran-restoran lokal. Selain itu, hidangan seperti tinutuan (bubur Manado), sambal roa, panada, dan klapertaart juga menjadi ikon kuliner kota ini.

Tak hanya itu, Manado juga terkenal dengan kuliner khas lainnya, seperti:

  • Woku Blanga: Olahan ikan atau ayam dengan bumbu pedas khas.
  • Nasi Kuning Manado: Nasi berbumbu gurih dengan pelengkap ikan cakalang.
  • Es Brenebon: Minuman manis dengan kacang merah.
  • Gohu: Salad ikan mentah dengan bumbu khas.

Kuliner Manado adalah surga bagi pencinta rasa pedas dan cita rasa tradisional yang unik.

Kota Sejuta Gereja: Harmoni Keberagaman

Manado dikenal dengan julukan Kota Sejuta Gereja. Mayoritas penduduknya yang beragama Kristen dan Katolik membuat gereja menjadi pemandangan yang umum di kota ini. Bangunan-bangunan gereja di Manado bahkan memiliki arsitektur yang unik dan mencerminkan kekayaan budaya lokal.

BACA JUGA:  Peredaran Cap Tikus di Bolmong Digerebek, 300 Liter Disita

Meski demikian, Manado tetap menjadi kota yang harmonis dalam keberagaman. Masjid dan tempat ibadah agama lain juga tersebar di seluruh kota, mencerminkan toleransi dan keharmonisan antarumat beragama di Manado. Tidak heran, banyak yang menyebut Manado sebagai contoh kota dengan toleransi terbaik di Indonesia.

Manado dalam Angka

Menurut sensus 2020, Kota Manado memiliki populasi lebih dari 475.000 jiwa, menjadikannya kota terbesar kedua di Sulawesi setelah Makassar.

Pertumbuhan ini mencerminkan peran strategis Manado sebagai pusat perdagangan, pendidikan, dan pariwisata. Dengan 11 kecamatan dan 87 kelurahan, Manado menawarkan struktur administratif yang memadai untuk mendukung pertumbuhan kota yang pesat.

Infrastruktur Modern yang Terus Berkembang

Manado tidak hanya berkembang secara budaya dan ekonomi, tetapi juga melalui infrastruktur modern yang mendukung berbagai aktivitas masyarakatnya.

Reklamasi pantai sejak tahun 1980 menjadi tonggak pembangunan jalan Boulevard yang kini menjadi pusat bisnis kota. Kawasan ini dipenuhi dengan pusat perbelanjaan, restoran, dan fasilitas hiburan, menjadikannya magnet bagi warga lokal maupun wisatawan. ***

Back to top button