China Salip AS dan India di AI! DeepSeek Jadi Bukti Nyata

by
DeepSeek China
Persaingan AI antara China dan India,

MANADO.NEWS – Kehadiran DeepSeek R1, model AI buatan China, telah mengguncang dunia teknologi serta menyalib Amerika Serikat dan India hingga Indonesia.

Model ini membuktikan bahwa China kini mampu menciptakan kecerdasan buatan setara dengan OpenAI GPT-4, Anthropic Claude, dan Google DeepMind Gemini.

Namun, muncul pertanyaan besarnya adalah mengapa India, dengan begitu banyak insinyur perangkat lunaknya, belum mampu menyaingi China dan AS dalam AI?

Seorang pakar AI asal India memberikan jawaban yang menarik atas pertanyaan ini seperti dilansir dari Hindustan Times pada Sabtu, 1 Februari 2025.

India Tertinggal dalam Perlombaan AI – Apa Penyebabnya?

Sadanand Dhume, seorang penulis asal India yang berbasis di Amerika, bertanya melalui media sosial mengapa India belum mampu membangun model AI skala besar seperti DeepSeek. Pertanyaan ini dijawab oleh seorang profesional AI yang bekerja di Amazon, yang menggunakan nama pengguna “GDP” di platform X (Twitter).

Menurutnya, India tertinggal dalam AI bukan karena kekurangan talenta, tetapi karena kurangnya dukungan ekosistem yang melindungi dan mendorong pertumbuhan industri AI lokal.

Berbeda dengan China, yang memiliki pasar terlindungi dan kebijakan pemerintah yang agresif dalam mendukung pengembangan AI, India masih bergantung pada penyedia layanan teknologi dari AS.

Kurangnya Perlindungan Pasar

Pakar AI tersebut mengungkapkan bahwa alasan utama India tidak memiliki model AI besar adalah tidak adanya pasar yang dilindungi untuk memungkinkan perusahaan lokal berkembang.

“Di China, perusahaan teknologi tumbuh karena pemerintah memberikan proteksi pasar dan menganggap penguasaan AI sebagai kepentingan nasional yang bersifat eksistensial akibat dinamika geopolitik,” ujarnya.

Sebaliknya, di India, startup AI menghadapi persaingan ketat dari penyedia layanan AS, yang lebih murah dan lebih maju secara teknologi. Tanpa intervensi kuat dari pemerintah atau dukungan dari korporasi besar, lab AI di India kesulitan berkembang dan bersaing di tingkat global.

BACA JUGA:  Lotus Cetak Rekor Penjualan Setelah Rebut Nama di China

Membangun LLM Itu Mudah Dari DeepSeek China

Menurut pakar AI tersebut, membangun Large Language Model (LLM) bukanlah tantangan teknis yang sulit. “Secara sains, membangun LLM itu relatif mudah. Arsitektur Transformer Decoder yang mendasarinya sudah ada sejak 2017,” katanya.

Meskipun ada berbagai peningkatan seperti flash attention, Mixture of Experts (MoE), dan teknik fine-tuning seperti PPO/DPO/GRPO, semuanya telah didokumentasikan dalam makalah penelitian dan tersedia untuk dipelajari secara terbuka.

Ia menambahkan bahwa India memiliki banyak insinyur berbakat yang mampu membangun model AI besar, tetapi tanpa lingkungan yang mendukung, mereka tidak memiliki kesempatan untuk berkembang.

Kenapa India Tidak Punya Google atau OpenAI Versinya Sendiri?

Menurut pakar tersebut, alasan utama India belum memiliki model AI besar adalah alasan yang sama mengapa negara ini tidak memiliki raksasa teknologi seperti Google atau Facebook.

“Di India, tidak ada lingkungan yang memungkinkan pengembang lokal ‘berlatih’ dan bertumbuh. Mereka selalu tergantikan oleh layanan dari AS yang lebih murah dan lebih baik,” ungkapnya.

Sebaliknya, China telah melindungi pasar teknologinya sejak awal, memungkinkan perusahaan-perusahaan AI berkembang tanpa gangguan kompetitor asing. Selain itu, pemerintah China secara aktif mengembangkan AI sebagai bagian dari strategi nasionalnya.

DeepSeek Baru Permulaan China Masih Punya Banyak Kejutan!

Menurut pakar AI tersebut, DeepSeek hanyalah puncak gunung es dalam ekosistem AI China. “Jika Anda terkejut dengan DeepSeek, tunggu sampai Anda mendengar tentang Qwen (Alibaba), MiniMax, Kimi, DuoBao (ByteDance), dan lainnya.” lanjutnya.

Ia memperkirakan bahwa China saat ini memiliki lebih dari 10 laboratorium AI yang setara dengan OpenAI, serta sekitar 50 lab tingkat menengah yang sedang berkembang.

DeepSeek & Chip Nvidia: Ancaman bagi AS?

Dari sisi teknologi, DeepSeek dilaporkan menggunakan chip Nvidia H20, yang masih dapat diekspor ke China secara legal. Namun, AS sedang mempertimbangkan untuk membatasi ekspor chip ini agar China tidak dapat menggunakannya untuk pengembangan AI lebih lanjut.

BACA JUGA:  Amaris Hotel Manado Kasih Promo Februari, Kamar & Kuliner Terjangkau

Administrasi Biden telah lebih dulu membatasi chip AI kelas atas dari Nvidia ke China, dan kini pemerintahan Trump sedang meninjau kemungkinan memperketat aturan lebih jauh untuk mencegah China melaju lebih jauh dalam perlombaan AI.

Apa Langkah Selanjutnya DeepSeek AI China?

Dengan kemajuan pesat yang dicapai China dalam bidang AI, India kini menghadapi dilema besar:

  • Apakah India akan mengembangkan kebijakan perlindungan pasar yang serupa dengan China?
  • Apakah pemerintah India perlu mengalokasikan dana besar untuk mendukung riset dan pengembangan AI lokal?
  • Bagaimana India bisa menciptakan lingkungan yang memungkinkan startup AI bertahan dan berkembang?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan menentukan masa depan India dalam persaingan kecerdasan buatan global. Jika India tidak segera mengambil langkah strategis, negara ini bisa semakin tertinggal dari China dalam revolusi teknologi AI abad ke-21.

China telah membuktikan bahwa mereka mampu membangun DeepSeek dan model AI canggih lainnya berkat kombinasi dukungan pemerintah, proteksi pasar, dan strategi nasional yang agresif. Sementara itu, India masih tertinggal akibat minimnya kebijakan perlindungan bagi startup AI dan dominasi penyedia layanan AS.

Jika India ingin mengejar ketertinggalannya, negara ini perlu mengadopsi pendekatan baru dalam mendukung inovasi AI. Tanpa langkah konkret, India mungkin akan terus menjadi penonton dalam perlombaan kecerdasan buatan global. ***