Astronom Temukan Planet Termuda di Alam Semesta, Usianya Cuma 3 Juta Tahun

MANADO.NEWS – Planet termuda apakah yang sampai membuat dunia astronomi kembali mencatatkan penemuan yang menggugah dunia sains.
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan planet yang masih sangat muda, dengan usia hanya 3 juta tahun, yang diberi nama TIDYE-1b atau IRAS 04125+2902 b.
Planet ini menjadi salah satu yang termuda yang pernah ditemukan oleh para astronom, dan penemuan ini membuka peluang untuk mempelajari lebih dalam tentang tahap awal pembentukan planet.
Penemuan planet TIDYE-1b memberikan kontribusi yang sangat besar dalam dunia astronomi. Dengan usianya yang baru mencapai 3 juta tahun, TIDYE-1b menawarkan pandangan yang sangat berharga tentang tahap-tahap awal pembentukan planet.
Penemuan ini membuka peluang untuk mengembangkan pemahaman lebih dalam tentang alam semesta kita dan bagaimana proses-proses besar di dalamnya terjadi.
BACA JUGA: Hyundai dan Kia Recall 200.000 EV, Ternyata Ini Penyebabnya
Perbandingan Usia: TIDYE-1b vs Bumi
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, usia planet TIDYE-1b yang hanya 3 juta tahun tersebut sangat kontras dengan usia Bumi yang sudah mencapai sekitar 4,5 miliar tahun.
Artinya, Bumi yang kita tinggali ini lebih tua sekitar 1.500 kali lipat dibandingkan dengan TIDYE-1b. Meski masih sangat muda, planet ini menunjukkan potensi luar biasa dalam mempelajari proses-proses awal dalam pembentukan planet.
Kenapa Penemuan Ini Begitu Menarik?
Penemuan TIDYE-1b memberi peluang bagi para ilmuwan untuk mempelajari lebih lanjut tentang tahap-tahap awal pembentukan planet.
Dalam usia yang relatif sangat muda ini, TIDYE-1b masih berada dalam proses perkembangan dan memiliki karakteristik yang jauh berbeda dari planet-planet yang lebih tua.
Proses pembentukan dan evolusi planet pada tahap awal ini bisa memberikan wawasan yang sangat penting dalam memperbaiki pemahaman kita tentang pembentukan tata surya, termasuk tata surya kita sendiri.
Madyson Barber, seorang mahasiswa pascasarjana di UNC-Chapel Hill dan penulis utama dari makalah penelitian yang dipublikasikan, mengatakan,
“Penemuan planet seperti TIDYE-1b memungkinkan kita untuk melihat lebih dalam ke masa lalu alam semesta dan memahami bagaimana planet terbentuk, serta apa yang terjadi pada tahap-tahap awalnya,” tulisnya dilansir Science Alert, Selasa 26 November 2024.
Metode Penemuan TIDYE-1b: Transit Planet
Penemuan planet TIDYE-1b dilakukan menggunakan metode transit, yakni ketika sebuah planet melintas di depan bintang induknya.
Ketika planet ini bergerak melintas, ia akan meredupkan cahaya dari bintang induk, yang memungkinkan para astronom untuk mendeteksinya melalui teleskop luar angkasa, seperti TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite) milik NASA.
Ini adalah salah satu metode yang paling efektif untuk menemukan planet yang jauh dari Bumi.
Sebelumnya, sejumlah planet muda yang berusia antara 10 hingga 40 juta tahun telah ditemukan dengan metode yang sama, namun TIDYE-1b mencatatkan rekor sebagai planet termuda yang berhasil terdeteksi melalui transit.
Kenapa TIDYE-1b Begitu Langka?
Menemukan planet semuda ini bukanlah hal yang mudah. Biasanya, planet muda seperti TIDYE-1b tertutupi oleh lapisan gas dan debu tebal yang dapat menghalangi pengamatan langsung.
Sebagian besar planet yang lebih tua sudah jauh lebih stabil dan tidak memiliki kondisi gas yang melimpah, sehingga lebih mudah terdeteksi.
Namun, TIDYE-1b berhasil ditemukan berkat metode transit yang canggih dan teleskop yang sangat sensitif. Ini menjadi alasan mengapa penemuan planet ini sangat langka dan menarik bagi para ilmuwan.
Proses pembentukan dan evolusi planet yang masih muda memberikan tantangan tersendiri dalam ilmu astronomi, dan penemuan ini memberikan wawasan baru dalam penelitian luar angkasa.
Impak Penemuan TIDYE-1b pada Model Pembentukan Planet Termuda
Keunikan TIDYE-1b juga berpotensi mempengaruhi cara kita memandang dan mengembangkan model-model pembentukan planet.
Penemuan planet semuda ini menantang beberapa asumsi yang selama ini ada dalam teori pembentukan planet.
Planet ini memberikan petunjuk baru tentang bagaimana planet bisa terbentuk dengan cara yang mungkin belum sepenuhnya kita pahami.
Penemuan seperti ini sangat penting bagi astronomi karena membantu memperbaiki dan menguji kembali teori-teori yang ada tentang bagaimana sistem planet, termasuk tata surya kita, terbentuk.
Dengan mempelajari planet yang lebih muda dan masih dalam tahap perkembangan, kita bisa lebih memahami bagaimana planet seperti Bumi terbentuk dan bagaimana proses tersebut berlangsung. ***