Pabrik Sanken Indonesia Resmi Tutup, Ratusan Karyawan Terdampak?

MANADO.NEWS – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan bahwa rencana tutup dan penghentian produksi PT Sanken Indonesia di Kawasan Industri MM 2100, Cikarang, Bekasi, bukan disebabkan oleh kondisi iklim usaha di Indonesia. Keputusan tersebut diambil langsung oleh induk perusahaan (mother company) di Jepang.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta, dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat, menjelaskan bahwa penutupan lini produksi ini merupakan kebijakan internal perusahaan di Jepang.
Bukan Bagian dari Sanken Argawidja Tangerang
Setia Diarta menambahkan bahwa PT Sanken Indonesia yang akan menghentikan operasinya berfokus pada produksi switch mode power supply dan transformator. Perusahaan ini berbeda dengan Sanken Argawidja di Tangerang yang memproduksi peralatan elektronik dan rumah tangga.
“Saat ini, PT Sanken Indonesia memiliki kapasitas produksi switch mode power supply sebanyak 3,95 juta unit per tahun dan transformator sebesar 4,32 juta unit per tahun. Produk-produk ini banyak digunakan di sektor otomotif dan elektronik,” jelasnya dikutip dari ANTARA pada Jumat, 21 Februari 2025.
Transisi Pekerja dan Solusi Pasca-Penutupan
Terkait dampak terhadap pekerja, yang jumlahnya lebih dari 457 orang, perusahaan dikatakan telah menyiapkan langkah-langkah transisi sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Sebagai bagian dari tanggung jawabnya, perusahaan juga telah memberikan pelatihan kewirausahaan kepada karyawan serta menjajaki peluang kerja di perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) asal Jepang lainnya.
“Kami telah menerima laporan bahwa pihak perusahaan telah melakukan negosiasi dengan karyawan mengenai pesangon dan hak-hak lain yang telah diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan,” tambahnya.
Alasan Penutupan Pabrik
Setia Diarta mengungkapkan beberapa alasan utama di balik keputusan penutupan produksi PT Sanken Indonesia.
Pertama, perusahaan mengalami keterbatasan dalam inovasi desain dan teknologi karena tidak lagi mendapatkan dukungan dari induk perusahaan di Jepang. Hal ini disebabkan oleh penjualan divisi power supply dan transformator induk perusahaan ke grup lain di Jepang pada periode 2017-2019. Namun, kepemilikan PT Sanken Indonesia tidak berpindah tangan, sehingga tidak ada lagi pembaruan desain maupun teknologi yang diterima.
Kedua, perusahaan menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri dengan tren dan inovasi produk terbaru di industri.
“PT Sanken Indonesia terus mengalami kerugian dan sulit bersaing di pasar. Selain itu, produk yang mereka hasilkan sudah bukan lagi fokus utama Sanken Electric, yang kini lebih berorientasi pada pengembangan produk semikonduktor,” terang Setia Diarta.
Produksi Berhenti Juni 2025
Sebelumnya, Kemenperin mengonfirmasi bahwa PT Sanken Indonesia di Cikarang telah mengajukan rencana tutup produksinya melalui sistem Online Single Submission (OSS). Berdasarkan data yang masuk, penghentian produksi dijadwalkan berlangsung pada Juni 2025.
“Di OSS tercatat bahwa mereka akan menghentikan produksi pada pertengahan tahun, tepatnya Juni 2025,” ujar Setia Diarta saat ditemui di Jakarta pada Rabu (19/2).
Meski demikian, pemerintah terus berupaya mendorong investasi dan inovasi agar industri di Indonesia tetap berkembang dan memiliki daya saing tinggi di pasar global.