Satu-Satunya di Dunia! Begini Cara Minsel Melindungi Monyet Hitam Sulawesi ⋆ Manado News

Selamat datang di Official Site Manado.news

Media Network
Minsel

Satu-Satunya di Dunia! Begini Cara Minsel Melindungi Monyet Hitam Sulawesi

MANADO.NEWS – Konservasi satwa endemik Sulawesi Utara kembali menjadi sorotan setelah pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) menegaskan komitmennya menjaga kelestarian monyet yaki (Macaca nigra), primata berwajah hitam dengan ciri khas pantat merah.

Langkah ini mendapat apresiasi dari Staf Khusus Gubernur Sulut, Drs. Max Lomban, dalam forum diskusi kelompok terarah (FGD) di kantor Bupati Minsel, Amurang.

Lomban menekankan, dari 23 spesies monyet di dunia, tujuh di antaranya hidup di Indonesia. Namun, hanya satu spesies yang secara khusus mendiami Sulawesi Utara, yakni yaki.

Sayangnya, populasi satwa ini kini berada dalam kondisi sangat kritis. Perburuan untuk konsumsi daging, praktik pemeliharaan ilegal, hingga perusakan habitat hutan menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup yaki.

“Keberadaan yaki bukan hanya soal satwa liar, tetapi juga identitas ekologi dan kebanggaan masyarakat Sulawesi Utara. Jika tidak dijaga, kita bisa kehilangan spesies unik ini selamanya,” tegas Lomban.

Menurutnya, kawasan hutan di Minahasa Selatan saat ini menjadi salah satu habitat penting yang masih mampu mendukung perkembangbiakan kawanan yaki.

Karena itu, keterlibatan pemerintah daerah menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Lomban juga memuji langkah progresif Bupati Franky Wongkar yang berencana menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup) tentang konservasi monyet yaki.

Aturan ini menjadi landasan hukum untuk memperkuat upaya perlindungan, sekaligus memulihkan populasi satwa endemik tersebut.

Tidak hanya itu, regulasi ini akan mendorong peningkatan kesadaran masyarakat agar tidak lagi memburu atau memelihara yaki secara ilegal.

Edukasi publik dan penegakan hukum yang konsisten diyakini akan mempercepat keberhasilan program konservasi.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, Minahasa Selatan berpotensi menjadi pusat pelestarian yaki di Sulawesi Utara.

Para pemerhati lingkungan menilai, jika kebijakan ini berjalan efektif, Minsel bisa menjadi model daerah konservasi satwa endemik yang sukses di Indonesia.

Selain menyelamatkan keanekaragaman hayati, langkah tersebut juga membuka peluang pengembangan ekowisata berbasis konservasi yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.

Melindungi yaki berarti menjaga keseimbangan hutan Sulawesi Utara.

Masa depan satwa ini kini berada di tangan manusia, dan kebijakan hari ini akan menentukan apakah generasi mendatang masih bisa menyaksikan primata ikonik tersebut hidup bebas di alam. ***

Sumber
RRI
Back to top button