Liputan Khusus

Puasa Setelah Idul Adha? Jangan Lakukan Ini pada Hari Tasyrik

MANADO.NEWS – Setiap tahun, umat Islam melaksanakan puasa pada hari Tasyrik jelang perayaan Idul Adha dengan penuh kebahagiaan, syukur, dan tentu saja, ibadah kurban.

Sebuah ibadah yang mengingatkan umat Islam untuk berbagi dengan sesama, terutama kepada mereka yang kurang beruntung.

Namun, setelah perayaan Idul Adha, ada satu hal yang sering menimbulkan pertanyaan: apakah boleh berpuasa pada Hari Tasyrik?

Bagi sebagian orang, ini mungkin terasa membingungkan, mengingat puasa merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Lantas, apa alasan dibalik larangan puasa pada Hari Tasyrik?

Apa Itu Hari Tasyrik?

Hari Tasyrik adalah tiga hari yang jatuh setelah Hari Raya Iduladha, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, sesuai dengan kalender hijriyah.

Pada waktu ini, umat Islam masih melaksanakan ibadah kurban, yang menjadi bagian dari perayaan Idul Adha.

Secara tradisional, Hari Tasyrik sangat erat kaitannya dengan kegiatan menjemur daging kurban yang dilakukan oleh umat Islam di berbagai penjuru dunia.

Hal ini menjadi dasar dari asal-usul nama “Tasyrik” yang berasal dari kata dalam bahasa Arab, “yarriqa”, yang berarti menjemur.

Mengapa Puasa Dilarang pada Hari Tasyrik?

Banyak orang bertanya-tanya, mengapa puasa justru dilarang pada tiga hari yang dianggap penuh berkah ini? Berikut adalah beberapa alasan utama yang perlu Anda pahami:

1. Menghormati Hari-Hari Istimewa Kurban

Pada Hari Tasyrik, umat Islam dianjurkan untuk memfokuskan diri pada ibadah berbagi, zikir, dan takbir. Ini adalah waktu untuk memperbanyak amal saleh dengan cara yang lain, seperti berbagi daging kurban kepada mereka yang membutuhkan. Berpuasa pada hari-hari ini bisa mengalihkan perhatian dari amal kebaikan tersebut, yang justru sangat disarankan di hari yang penuh berkah ini. Jadi, larangan puasa sebenarnya adalah bagian dari penghormatan terhadap momen istimewa tersebut.

BACA JUGA:  Manfaat Puasa untuk Kesehatan: Detoksifikasi, Metabolisme, dan Keseimbangan Tubuh

2. Menjaga Kekuatan dan Keceriaan Umat Islam

Hari Tasyrik adalah waktu di mana umat Islam berinteraksi dan berkumpul dengan keluarga, sahabat, serta sesama umat untuk berbagi kebahagiaan melalui kurban. Puasa di hari ini dapat mengurangi energi yang dibutuhkan untuk beraktivitas, sehingga menghalangi kesempatan untuk merayakan dan menyambung silaturahmi. Dalam Islam, menjaga kebersamaan adalah hal yang sangat penting, dan ibadah kurban di Hari Tasyrik juga merupakan cara untuk merayakan kebersamaan tersebut.

3. Larangan Berdasarkan Hadis Rasulullah SAW

Larangan puasa pada Hari Tasyrik tidak hanya datang dari para ulama, tetapi juga didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Rasulullah SAW. Dalam hadis yang sangat jelas, beliau melarang umatnya untuk berpuasa pada tiga hari setelah Iduladha. Ini mengingatkan kita bahwa ada waktu-waktu tertentu dalam Islam yang tidak hanya untuk beribadah secara individual, tetapi juga untuk menikmati keberkahan bersama umat lainnya.

4. Hari Tasyrik sebagai Waktu Ibadah yang Lain

Meskipun puasa dilarang, Hari Tasyrik tetap merupakan waktu yang sangat penuh berkah. Allah SWT menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak dzikir, takbir, dan ibadah lain yang tidak mengganggu aktivitas sosial dan ibadah kurban. Dalam hal ini, umat Islam tetap dapat beribadah dengan cara yang berbeda, sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Hari Tasyrik sebagai Pengingat Kebesaran Allah

Hari Tasyrik juga mengingatkan umat Islam akan keberkahan dan kebesaran Allah SWT. Ini adalah waktu untuk memperbanyak dzikir, takbir, dan merayakan nikmat yang telah Allah berikan, khususnya dalam bentuk rezeki yang didapatkan melalui hewan kurban.

Dengan begitu, umat Islam diajarkan untuk tidak hanya beribadah dengan cara yang tradisional seperti puasa, tetapi juga dengan cara-cara yang lebih sosial, seperti berbagi dan menjaga hubungan baik antar sesama.

BACA JUGA:  Batu Amber Seharga Rp 17 Miliar Ditemukan Sebagai Ganjal Pintu di Romania

Meningkatkan Kehidupan Sosial dan Spiritual di Hari Tasyrik

Meskipun puasa dilarang, bukan berarti Hari Tasyrik adalah waktu untuk bermalas-malasan. Sebaliknya, ini adalah kesempatan untuk memperbaiki kehidupan sosial dan spiritual.

Selama tiga hari ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan, takbir, zikir, dan terus menjaga keharmonisan sosial.

Dengan berbagi kebahagiaan dan rezeki melalui kurban, umat Islam merasakan langsung manfaat dari beribadah dengan penuh rasa syukur.

Penetapan Tanggal Hari Tasyrik dan Iduladha

Sebagai informasi tambahan, Idul Adha 1446 H pada tahun 2025 diperkirakan akan jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025.

Maka, Hari Tasyrik akan jatuh pada tanggal 7, 8, dan 9 Juni 2025. Ini adalah waktu yang sangat penting bagi umat Islam di seluruh dunia untuk melaksanakan ibadah kurban dan memperbanyak amal saleh.

Makna dan Hikmah di Balik Larangan Puasa di Hari Tasyrik

Hari Tasyrik adalah waktu yang penuh dengan makna. Larangan puasa pada hari-hari tersebut bukanlah suatu kebetulan, melainkan petunjuk dari Allah SWT untuk menjaga keseimbangan antara ibadah pribadi dan sosial.

Dengan tidak berpuasa, umat Islam dapat sepenuhnya fokus pada ibadah berbagi, kebersamaan, dan penghormatan terhadap waktu-waktu istimewa dalam agama.

Melalui pemahaman ini, kita diajak untuk selalu menghargai setiap kesempatan ibadah yang diberikan, sekaligus menjaga keharmonisan dalam masyarakat. ***

Back to top button