ManadoSeni Budaya

Ibadah Natal Warga Kawanua Belanda Bernuansa Minahasa

MANADO.NEWS – Warga Kawanua, masyarakat keturunan Minahasa yang tinggal di Belanda, merayakan Ibadah Natal Yesus Kristus dengan penuh suka cita.

Acara ini berlangsung pada Sabtu 7 Desember 2024 di Love Christian Centre Amsterdam, menghadirkan suasana yang khidmat namun meriah, dengan sentuhan budaya khas Minahasa.

Acara yang dipimpin oleh Pendeta Ricky Pinontoan dan Pendeta Maria Winckler-Huliselan ini mengusung tema yang mendalam, yaitu “Kasih Kristus Sebagai Pengikat yang Mempersatukan”.

Tema ini diambil dari Kitab Kolose 3:14, yang mengingatkan tentang pentingnya kasih sebagai perekat kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

Ibadah Natal yang Berbeda dan Multibahasa

Salah satu hal menarik dari ibadah Natal ini adalah penggunaan dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Belanda, mencerminkan identitas ganda warga Kawanua yang tinggal di negeri kincir angin tersebut.

Koordinasi acara dilakukan oleh Rukun Tumompaso, organisasi yang berperan aktif dalam menjaga nilai-nilai kebersamaan warga Kawanua di Belanda.

“Ibadah ini dirayakan dengan khidmat namun tetap meriah. Kami semua merasa dekat meskipun berada jauh dari tanah air,” ujar Roderick C. Wahr, salah satu warga Kawanua di Belanda, dikutip dari RRI pada Sabtu, 21 Desember 2024.

Tradisi Minahasa Hadir dalam Setiap Momen

Ibadah ini menjadi unik karena menghadirkan unsur-unsur budaya Minahasa yang khas. Ketika prosesi penyalaan lilin berlangsung, perwakilan dari tujuh sub-etnis Minahasa mengucapkan Mazmur 133:1 dalam bahasa daerah masing-masing:

  • Tonsea
  • Tombulu
  • Tondano (Tolour)
  • Tountemboan
  • Tonsawang
  • Pasan-Ponosokan
  • Bantik

Tradisi ini memberikan nuansa spiritual yang mendalam sekaligus menunjukkan kekayaan budaya Minahasa yang tetap terpelihara meskipun berada jauh dari tanah air.

Hiburan Budaya yang Menghidupkan Suasana

Selain ibadah yang khusyuk, acara ini juga diramaikan dengan berbagai penampilan seni budaya khas Minahasa yang menjadi daya tarik tersendiri, antara lain:

BACA JUGA:  Keributan Wawonasa dan Banjer Polisi Amankan Pelaku

Tarian Tradisional Minahasa

  • Tari Kabasaran: Tarian perang khas Minahasa yang menggambarkan keberanian dan semangat juang.
  • Tari Katrili: Tarian elegan yang memperlihatkan keindahan gerak khas Minahasa.

Musik dan Hiburan

  • Musik Kolintang: Alunan musik tradisional yang memperkuat suasana khas Minahasa.
  • Tarian Poco-Poco: Menambah semarak acara dengan irama yang dinamis dan penuh energi.

Hiburan ini tidak hanya mempererat rasa kebersamaan, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkenalkan budaya Minahasa kepada generasi muda di Belanda dan masyarakat lokal.

Jamuan Kasih Bersama: Simbol Kebersamaan Warga Kawanua

Setelah rangkaian ibadah selesai, acara dilanjutkan dengan jamuan kasih bersama. Makanan khas Minahasa disajikan untuk dinikmati bersama-sama, menciptakan suasana hangat dan akrab di antara para hadirin.

Jamuan ini menjadi simbol penting yang mencerminkan nilai gotong royong dan kebersamaan yang telah lama menjadi ciri khas masyarakat Minahasa.

Pesan Kasih yang Menyatukan

Melalui tema “Kasih Kristus Sebagai Pengikat yang Mempersatukan”, ibadah ini memberikan pesan mendalam tentang pentingnya persatuan, terutama bagi masyarakat perantauan.

Pendeta Ricky Pinontoan dalam khotbahnya mengingatkan bahwa kasih Kristus adalah dasar dari semua hubungan, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun komunitas.

“Kasih adalah kunci untuk menciptakan harmoni di tengah keberagaman. Inilah yang menyatukan kami sebagai satu keluarga besar warga Kawanua, meskipun jauh dari tanah Minahasa,” ujarnya.

Ibadah Natal warga Kawanua di Belanda tidak hanya menjadi momen perayaan keagamaan, tetapi juga ajang pelestarian budaya Minahasa di tanah rantau. Dengan memadukan tradisi lokal dan nilai-nilai universal, acara ini berhasil menciptakan suasana yang penuh kasih, kebersamaan, dan kehangatan.

Dari ibadah yang khusyuk hingga hiburan budaya yang meriah, perayaan ini menunjukkan betapa eratnya hubungan warga Kawanua, baik dengan sesama anggota komunitas maupun dengan nilai-nilai luhur tanah leluhur mereka.

BACA JUGA:  Ritual Magis! 12 Tang Shin Unjuk Kekuatan di Cap Go Meh Manado 2025

Semoga semangat kasih dan kebersamaan ini terus terjaga, membawa damai bagi semua yang merayakannya. ***

Back to top button