Boltim

Terungkap! Penyebab Gempa Tutuyan Sulawesi Utara Versi BMKG

MANADO.NEWS – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa gempa bumi yang terjadi di wilayah tenggara Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, disebabkan oleh aktivitas subduksi Sangihe.

Menurut Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa ini tergolong dangkal dengan kedalaman hiposenter yang relatif rendah.

“Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Sangihe,” ujar Daryono dalam laporan resmi BMKG yang dikutip dari ANTARA pada Kamis, 27 Februari 2025.

Analisis BMKG: Gempa Tutuyan Bermekanisme Geser

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki pergerakan geser atau strike-slip, yang berarti pergeseran lempeng terjadi secara horizontal.

Gempa ini cukup kuat dan berdampak pada beberapa wilayah di Sulawesi Utara dan sekitarnya. Sejumlah daerah merasakan guncangan dengan intensitas yang berbeda-beda berdasarkan skala Modified Mercalli Intensity (MMI):

  • Intensitas IV MMI (Gempa dirasakan banyak orang di dalam rumah, benda ringan bergoyang)

    • Bolaang Mongondow Timur
    • Bolaang Mongondow Selatan
    • Minahasa Tenggara
  • Intensitas III MMI (Getaran terasa nyata di dalam rumah, seperti truk besar yang melintas)

    • Manado
    • Minahasa
    • Minahasa Utara
    • Kotamobagu
    • Gorontalo
    • Minahasa Selatan
    • Bitung
    • Gorontalo Utara
  • Intensitas II – III MMI (Getaran ringan terasa di dalam rumah, seperti truk berlalu)

    • Boalemo
    • Taliabu
    • Tagulandang

Gempa Tidak Berpotensi Tsunami, Warga Diminta Tetap Tenang

Hingga saat ini, BMKG belum menerima laporan adanya kerusakan signifikan akibat gempa tersebut. Selain itu, hasil pemodelan BMKG menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami, sehingga masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum terverifikasi.

Meskipun demikian, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi gempa susulan. Hingga pukul 07.00 WIB, monitoring BMKG mencatat setidaknya tujuh kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar mencapai 4,9.

BACA JUGA:  Kejari Kotamobagu Dukung Penuh Pemerintahan Boltim, Ini yang Dibahas Bupati

Imbauan BMKG untuk Keselamatan Masyarakat

BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi dampak gempa bumi:

  1. Hindari bangunan yang retak atau rusak. Jika rumah atau bangunan menunjukkan tanda-tanda kerusakan akibat gempa, sebaiknya jangan dulu masuk sebelum dipastikan aman.
  2. Periksa kondisi struktur bangunan. Pastikan rumah atau tempat tinggal cukup tahan gempa agar tidak membahayakan keselamatan.
  3. Gunakan sumber informasi resmi. Selalu pantau informasi dari BMKG melalui kanal resmi seperti website BMKG, aplikasi, atau media sosial terverifikasi.
  4. Siapkan tas darurat. Jika gempa berkekuatan besar kembali terjadi, penting untuk memiliki tas darurat berisi perlengkapan penting seperti makanan, air, obat-obatan, dan dokumen penting.

Detail Parameter Gempa Tutuyan Sulawesi Utara

BMKG mencatat bahwa gempa terjadi pada:

  • Waktu: Rabu, 27 Februari 2025, pukul 05.55.45 WIB
  • Magnitudo: 6,1
  • Lokasi Episenter: 0,50° LU ; 124,89° BT
  • Kedalaman: 11 km
  • Lokasi: 42 km tenggara Tutuyan, Sulawesi Utara

Dengan parameter ini, gempa bumi tergolong sebagai gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas tektonik di zona subduksi Sangihe. ***

Back to top button